Gabungan Perusahaan
JOINT
VENTURE
1. ASUS
dengan Gigabyte
Taipei, Taiwan, 8 Agustus 2006 – Meningkatnya persaingan bisnis di bidang
perangkat keras (hardware) untuk produk-produk komputer, mendorong beberapa
perusahaan untuk melakukan kerja sama guna mempertahankan posisinya di antara
para pesaingnya. Hal ini juga dilakukan oleh dua perusahaan besar asal Taiwan,
yaitu Gigabyte dan ASUS, yang selama ini berkompetisi ketat di kategori produk
motherboard, graphics card, dan beberapa komponen lain.
Kedua perusahaan tersebut pada hari Selasa tanggal 8 Agustus 2006 melakukan
kerja sama untuk membuat strategi baru dalam pembuatan dan pemasaran produk
motherboard dan graphics card.. Namun, kerja sama ini tidak akan langsung
diterapkan pada tahun yang sama (2006), melainkan mulai dilaksanakan pada 1
Januari 2007. Produk-produk hasil kerja sama ini akan menyandang nama Gigabyte.
2. Sharp dengan Sony
Jepang, 26 Februari 2008 – SHARP Corporation (SHARP)
dan SONY Corporation (SONY) mengumumkan hari itu bahwa mereka telah menandatangani
memorandum yang tidak mengikat untuk joint venture dalam memproduksi dan
menjual panel dan modul LCD berukuran besar dari pabrik panel LCD SHARP yang
saat ini sedang dalam tahap pembangunan di kota Sakai, Osaka Prefecture yang
akan menggunakan substrasi kaca induk generasi ke-10. Beberapa informasi yang
menyangkut joint venture tersebut ada di bawah, dan kedua perusahaan akan
berunding dengan niat baik untuk memasuki joint venture yang mengikat secara
hukum pada 30 September 2008.
Melalui
kolaborasi ini kedua pihak memiliki tujuan untuk lebih memperkuat teknologi
canggih display LCD milik SHARP dan kekompetitifan SONY di pasar TV.
3. PT.
Samsonite dengan PT. Mitra Adhiperkasa,Tbk (MAP)
INILAH.COM, Jakarta - Grup Samsonite, merek kenamaan
yang menyediakan berbagai pilihan tas dan koper dengan kualitas tinggi, hari
ini mengumumkan telah ditandatanganinya perjanjian Joint Venture dengan PT
Mitra Adiperkasa Tbk (MAP).
MAP merupakan sebuah perusahaan ritel kenamaan dan
juga distributor yang membawahi banyak merek internasional yang sudah terkenal
di dunia.
Ramesh Tainwala, President Samsonite Asia yang
berkesempatan hadir langsung dalam acara penandatanganan kali ini mengungkapkan
kegembiraannya. “Kami sangat gembira dengan kerjasama ini, mengingat PT. Mitra
Adiperkasa merupakan salah satu perusahaan ritel dengan pertumbuhan pesat di
Indonesia. Joint venture ini merupakan sebuah langkah penting bagi kami,"
ujarnya.
4. Indofood dengan Nestle
MEMANTAPKAN penetrasi pasar di industri consumer
goods, dua perusahaan papan atas yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood)
dan Nestle S.A (Nestle), Switzerland, membentuk perusahaan patungan (joint
venture). Perusahaan joint venture itu adalah PT Nestle Indofood Citarasa
Indonesia.
Perusahaan joint venture itu akan fokus di bisnis kuliner (bumbu penyedap makanan). Menurut CEO PT Indofood Anthoni Salim, pendirian usaha patungan baru ini, akan menciptakan peluang memperbesar pangsa pasar. Sebab, dua perusahaan besar ini akan saling memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki.
5. PT. Bakrie & Brothers,Tbk dengan Northstar
JAKARTA -
PT Bakrie & Brothers
Tbk (BNBR) menegaskan saat ini tengah memfinalisasikan perjanjian strategis
untuk membentuk perusahaan joint venture.
Perjanjian tersebut menyepakati perseroan dan Northstar Pacific Limited, guna membentuk perusahaan joint venture dengan komposisi kepemilikan 70:30, yang mana perusahaan tersebut akan memiliki 21,4 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Perjanjian tersebut menyepakati perseroan dan Northstar Pacific Limited, guna membentuk perusahaan joint venture dengan komposisi kepemilikan 70:30, yang mana perusahaan tersebut akan memiliki 21,4 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
AKUISISI
1. Verizon
Resmi Miliki Bisnis Utama Yahoo!
Verizon
Communications Inc, perusahaan telekomunikasi yang berbasis di New York,
Amerika Serikat merilis sebuah siaran pers yang isinya menyatakan bahwa
pihaknya sudah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi bisnis internet utama
Yahoo! senilai US$ 4,83 miliar atau setara dengan Rp 62,8 triliun.
Akuisisi ini
menurut Verizon akan memperkuat bisnis AOL yang
sebelumnya sudah mereka caplok pada tahun lalu dengan nilai yang juga
fantastis. Jika digabungkan, maka Verizon akan menjelma menjadi salah satu
perusahaan dengan portofolio terbesar dengan lebih dari 25 brand dan akan terus
tumbuh seiring dengan ekspansi serta investasi.
Sebagai
gambaran, Verizon punya Huffington Post milik AOL dan setelah proses akuisisi
selesai, mereka dapat mengawinkannya dengan Yahoo Finance. Keduanya bakal
menjelma menjadi satu entitas yang menakutkan. Google dan Facebook patut
waspada.
Yahoo!
merupakan salah satu perusahaan pelopor yang berjasa memperkenalkan internet
kepada dunia. Sejumlah produk mereka tawarkan, selain tentu mesin pencari yang
tak kalah akurat dari Google, Yahoo! juga menawarkan sejumlah produk sambilan
seperti berita, cuaca, card game, mailing list, chat dan email.
Aset kunci
Yahoo! dinilai terletak pada beberapa kategori, yaitu berita, keuangan,
olahraga dan layanan email yang sampai hari ini tercatat masih mempunyai 225
juta pengguna setia yang aktif setiap bulannya. Sebagian besar aset tersebut
didapatkan oleh Verizon dengan mahar kurang dari $5 miliar.
Akusisi ini
membuat Yahoo memisahkan aset utamanya dari perusahaan jaringan internet
raksasa Tiongkok, Alibaba. Verizon nantinya hanya menguasai produk-produk
internet, bisnis media termasuk kantor pusat di Sunnyvale seluas 1 juta hektare
dengan 4.000 karyawan.
Yahoo!
sendiri bak raksasa terluka yang berjalan terseok-seok, tergerus oleh
persaingan dengan Google dan meroketnya pertumbuhan Facebook. Situasi pelik
yang kemudian menyebabkan hilangnya kepercayaan sejumlah investor yang
dipelopori oleh Starboard Value LP terhadap kepemimpinan Marissa Mayer. Mayer
ditunjuk sebagai CEO sejak tahun 2012 lalu dan dianggap gagal melakukan
perubahan signifikan. Walhasil, perusahaan sepakat untuk mengambil strategi
alternatif, salah satunya adalah melego aset.
Mayer
sendiri mengatakan keinginannya untuk bertahan di Yahoo setelah
kesepakatan ini selesai. Namun Marni Walden, EVP dan President of the
Product Innovation and New Businesses di Verizon, mengatakan bahwa pihaknya
belum membuat keputusan terkait hal itu.
2. Softbank sepakat akuisisi ARM
Holdings
TOKYO.
Raksasa perusahaan telekomunikasi Jepang, SoftBank Group Corp dikabarkan
sepakat membeli saham produsen keping elektronik (chip) asal Inggris, ARM
Holdings. Sumber yang mengetahui rencana transaksi tersebut mengatakan kepada
Reuters, Senin (18/7), nilai akuisisi ARM diperkirakan mencapai US$ 32 miliar.
Sumber lain
yang dikutip Bloomberg membisikkan, kesepakatan pembelian itu merupakan hasil
dari pendekatan SoftBank terhadap ARM Holding yang berlangsung tanpa proses
lelang.
Transaksi
pembelian saham ARM Holding ini digadang-gadang bakal jadi salah satu yang
terbesar dalam sejarah perusahaan teknologi Eropa. Transaksi tersebut juga akan
menjadi akuisisi terbesar yang pernah dilakukan SoftBank di bawah Chairman
Masayoshi Son. Pembelian tersebut bakal mengalahkan akuisisi perusahaan
operator nirkabel, Sprint Corp pada 2013 silam senilai $22 miliar.
Meski
demikian, pihak SoftBank maupun ARM belum bersedia berkomentar terkait
transaksi tersebut.
Pembelian
ini tidak hanya akan memberikan kepada SoftBank kontrol terhadap salah satu
perusahaan chip terbesar, tetapi juga sebagian pendapatan dari hasil penjualan
ponsel pintar alias smartphone dan perangkat gawai lainnya. Pasalnya, ARM
Holding dipastikan mendapat royalti dari setiap penjualan produk Apple Inc,
Samsung Electronics, sampai Qualcomm Inc, lantaran perusahaan-perusahaan
tersebut kerap mengadopsi desain chip ARM karena dinilai hemat energi dan
efisien.
Sebagai
informasi, ARM merupakan salah satu perusahaan teknologi dengan nilai pasar
tertinggi di London.
Perusahaan ini menghasilkan prosesor dan teknologi grafis
yang digunakan oleh Samsung, Huawei, dan Apple. Sebelumnya, Masayoshi Son
mengatakan, pembelian perusahaan tersebut merupakan bagian dari usahanya untuk
menjadikan SoftBank sebagai yang terkuat di bidang teknologi, sekaligus ingin
terus mengembangkan Sprint.
Sementara,
mengutip laporan Financial Times, Senin (18/7), SoftBank akan membayar £ 17
untuk setiap lembar saham ARM. Jumat lalu, harga saham tersebut ditutup di
level £ 11,89 per saham.
3. Sengitnya
Persaingan Pasca "Perkawinan" Didi dan Uber
industri
start-up dunia dibuat heboh. Sumber dari kegaduhan itu tak lain adalah berita
tentang menyerahnya Uber Technologies Inc. pada Didi Chuxing, start-up
asal Cina yang juga bergerak di layanan pemanggil kendaraan (ride-hailing),
di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Pada 1 Agustus, Uber memutuskan untuk menjual bisnisnya kepada Didi, setelah gagal menghasilkan laba semenjak masuk ke Cina pada tahun 2014 lalu.
Didi tidak hanya mengakuisisi Uber Cina, tetapi juga mengambil saham minoritas pada perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut. Sebaliknya, Uber juga akan memperoleh sekitar 17,7 persen saham Didi, membuatnya memiliki 5,9 persen hak voting pada perusahaan asal Cina tersebut.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Cheng Wei, founder dan Chief Executive Didi Chuxing, akan bergabung dalam dewan komisaris Uber. Chief Executive Uber Travis Kalanick, sebaliknya, juga akan bergabung dalam dewan komisaris Didi.
Cheng mengatakan bahwa baik Didi maupun Uber telah "belajar banyak dari satu sama lain selama dua tahun terakhir di tengah berkembangnya ekonomi baru Cina," demikian seperti dikutip dari BBC.
Kedua raksasa start-up tersebut dalam beberapa tahun terakhir memang bersaing ketat memperebutkan pasar Cina yang menyimpan potensi luar biasa. Namun, Uber kesulitan untuk beradaptasi dengan keunikan pasar Cina. Uber akhirnya keteteran untuk menyaingi Didi yang menguasai sekitar 87 persen pangsa pasar di negara itu.
Sebagai catatan, Uber saat ini merupakan start-up dengan nilai valuasi tertinggi di dunia, yakni $62,5 miliar (Rp819,8 triliun). Sementara Didi Chuxing ada pada posisi ketiga, meskipun masih jauh di bawah Uber dengan nilai valuasi $28 miliar, atau lebih tepatnya $35 milliar pasca akuisisi Uber Cina.
Pada 1 Agustus, Uber memutuskan untuk menjual bisnisnya kepada Didi, setelah gagal menghasilkan laba semenjak masuk ke Cina pada tahun 2014 lalu.
Didi tidak hanya mengakuisisi Uber Cina, tetapi juga mengambil saham minoritas pada perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut. Sebaliknya, Uber juga akan memperoleh sekitar 17,7 persen saham Didi, membuatnya memiliki 5,9 persen hak voting pada perusahaan asal Cina tersebut.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Cheng Wei, founder dan Chief Executive Didi Chuxing, akan bergabung dalam dewan komisaris Uber. Chief Executive Uber Travis Kalanick, sebaliknya, juga akan bergabung dalam dewan komisaris Didi.
Cheng mengatakan bahwa baik Didi maupun Uber telah "belajar banyak dari satu sama lain selama dua tahun terakhir di tengah berkembangnya ekonomi baru Cina," demikian seperti dikutip dari BBC.
Kedua raksasa start-up tersebut dalam beberapa tahun terakhir memang bersaing ketat memperebutkan pasar Cina yang menyimpan potensi luar biasa. Namun, Uber kesulitan untuk beradaptasi dengan keunikan pasar Cina. Uber akhirnya keteteran untuk menyaingi Didi yang menguasai sekitar 87 persen pangsa pasar di negara itu.
Sebagai catatan, Uber saat ini merupakan start-up dengan nilai valuasi tertinggi di dunia, yakni $62,5 miliar (Rp819,8 triliun). Sementara Didi Chuxing ada pada posisi ketiga, meskipun masih jauh di bawah Uber dengan nilai valuasi $28 miliar, atau lebih tepatnya $35 milliar pasca akuisisi Uber Cina.
Meskipun demikian, Didi Chuxing juga menanamkan investasi pada beberapa
perusahaan aplikasi ride-hailing lainnya yang juga merupakan kompetitor
Uber, yakni Ola, Grab dan Lyft. Ola merupakan perusahaan ride-hailing terbesar
di India. Lyft merupakan kompetitor utama Uber di Amerika, sementara Grab masih
fokus pada pasar Asia Tenggara.
Untuk
diketahui, saat ini terdapat tiga pemain besar dalam industri tersebut di
kawasan Asia Tenggara, yakni Grab, Go-Jek, dan tentu saja Uber. Grab dan Uber
telah beroperasi di enam negara di kawasan tersebut (Grab di 30 kota, sementara
Uber 15 kota). Go-Jek, di sisi lain, masih fokus pada pasar Indonesia. Namun,
hal itu mungkin dapat berubah di masa depan.
PT Go-Jek Indonesia baru saja mengumumkan bahwa mereka mendapat suntikan dana segar sebesar $550 juta, menjadikan nilai valuasi perusahaan tersebut menjadi $1,2 miliar.
Dana tersebut akan digunakan oleh Go-Jek untuk mengembangkan operasional yang dimilikinya, sekaligus "mengisyaratkan" bahwa mereka memiliki rencana untuk berekspansi ke Asia Tenggara.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Grab berencana untuk memperoleh modal segar dari para investornya, termasuk Didi dan SoftBank Group Corp., sebesar $1 miliar. Bagian pertama dari suntikan dana tersebut, sebesar $600 juta, diperkirakan akan selesai diproses pada minggu ini.
4. Coca-Cola
Akuisisi AdeS dari Unilever
Perusahaan
minuman Coca-Cola hari Rabu (1/6) setuju membeli AdeS, bisnis minuman berbasis
kedelai dari Unilever, sekitar 575 juta dolar.
Coca-Cola Co
dan Coca-Cola FEMSA SAB setuju membeli AdeS, bisnis minuman berbasis kedelai
dari Unilever, sekitar 575 juta dolar, memperluas penjualan minuman non-soda
dan meningkatkan bisnis minuman perusahaan raksasa tersebut di Amerika Latin.
Dalam
pernyataan hari Rabu (1/6), perusahaan yang berpusat di Atlanta dan Meksiko itu
mengatakan, setelah pengambilalihan tuntas, AdeS akan menjadi bagian bisnis
minuman non-soda yang diproduksi bersama oleh Coca-Cola FEMSA dan Coca-Cola
dalam wilayah waralabanya.
Akuisisi itu
memberi Coca-Cola dan perusahaan pembotolannya yang terbesar di Amerika latin,
bisnis dengan penjualan sekitar 284 juta dolar tahun lalu. AdeS, penjual
minuman campuran jus buah dan kedelai, terdapat di Brazil, Meksiko, Argentina,
Uruguay, Paraguay, Bolivia, Chile dan Kolombia.
Bagi
Unilever, penjualan itu langkah terbaru untuk melepas aset-aset dalam bisnis
makanannya yang kesulitan, di mana pertumbuhan melambat dalam beberapa tahun
ini akibat kurang inovasi dan turunnya permintaan, sehingga perusahaan terpaksa
menjual merek-merek seperti Slim-Fast dan Ragu.
Sekitar
dua-pertiga pendapatan perusahaan makanan itu berasal dari pasar yang sudah
jenuh seperti di Amerika.
Saham
Coca-Cola sedikit naik menjadi 44 dolar 61 sen pada perdagangan pagi di New
York. Sampai Selasa lalu, kenaikan saham itu 3,8 persen tahun ini.
5. GO-JEK AKUISISI PROMOGO
Go-Jek
Akuisisi Perusahaan Jasa Pemasangan Iklan, Promogo. Presiden berharap agar
pembangunan pendidikan di Indonesia dapat relevan dengan perubahan dunia
terutama pada bidang teknologi digital. Pendiri GO-JEK Indonesia Nadiem Makarim
dalam rapat terbatas tentang Pendidikan Vokasi dan Implementasinya di Istana
Kepresidenan Bogor, Jawa Barat,
Go-Jek,
sebuah platform on-demand di Indonesia secara resmi mengumumkan akuisisinya
terhadap Promogo, perusahaan penyedia layanan pemasangan iklan. Chief Corporate
Affairs Go-Jek Nila Marita mengungkapkan, akuisisi tersebut dilakukan untuk
memaksimalkan layanan Go-Car dan Go-Ride yang dimiliki Go-Jek sebagai sarana
promo. Melalui dukungan penuh Go-Jek untuk biaya produksi materi iklan di dalam
kendaraan, mitra pengemudi akan menerima tambahan pendapatan bersih dari setiap
penempatan iklan, tanpa harus menambah waktu kerja mereka ataupun menunggu
order dari pelanggan hingga Rp 2 juta per bulan
Dikabarkan
Dapat Dana Baru Sebesar Rp 29 Triliun, Ini Kata Go-Jek Terakhir, bagi pelaku
usaha bisa memasarkan produk unggulannya lebih mudah. CEO sekaligus Founder
Promogo Andrew Tanyono mengatakan, pelanggan bisa menikmati berbagai hiburan
on-the-go seperti film, musik, pengisi daya ponsel, Wi-Fi serta berita. Selain
itu, pelaku usaha juga bisa menyediakan sampel gratis dari brand yang
diiklankan di aset Promogo yang dapat dinikmati pengguna
10 Hari
Beroperasi, Go-Jek Kuasai 15 Persen Pasar Vietnam Head of Fleet Monetization
Go-Jek Kapil Baldev Mathrani menambahkan, akuisisi ini bagian dari rencana
perusahaan untuk terus tumbuh dalam pasar yang makin utamanya dengan
perkembangan teknologi yang makin kompetitif. Dia pun menilai, keberadaan
Promogo akan memberikan nilai tambah bagi Go-Jek.
1. Who is GTMC Travel?
The Group, GTMC adalah Spesialis
Grosir Tur Luar Angkasa Darat terkemuka dan spesialis manajemen perjalanan
darat Intra-Asia dengan kantor pusat di Singapura. Membangun kesuksesan model
bisnis kami saat ini selama lebih dari 16 tahun di industri ini, kami telah
memperluas produk dan layanan kami untuk mencakup seluruh dunia dengan sistem
reservasi online internasional, GTMC.Travel. Dengan volume penjualan rata-rata
lebih dari 60.000 penumpang per tahun di seluruh dunia, kami bangga memberikan
layanan terbaik dengan tarif paling terjangkau.
• GTMC Group adalah organisasi yang
berorientasi layanan dengan lebih dari 250 staf yang terlatih dan berpengalaman
melayani semua kebutuhan dan permintaan perjalanan.
• GTMC menjual produk perjalanan
tetap dan / atau disesuaikan ke agen perjalanan yang kemudian dikemas ulang dan
dijual ke agen perjalanan dan mereka pada gilirannya mempromosikannya kepada
penumpang mereka.
• Pemasok perjalanan perusahaan
termasuk maskapai penerbangan, hotel, penyedia transportasi.
• 7 kantor operasional GTMC
menawarkan produk perjalanan keluar dan juga 4 Kantor Operasional Inbound di
Singapura, Thailand, Vietnam dan Malaysia.
Our Present Inbound Travel Station
Thailand
Singapore
Malaysia
Vietnam
Indonesia
Philippines
Laos
2. PT
KALTIM INDUSTRIAL ESTATE
Wisma KIE Lt. 2
Jl. Paku Aji Kavling
79, Komplek Kawasan
Industri Bontang,
Kalimantan Timur
Telp : 0548 – 41368
ext. 101 (5 lines)
ext. 5800
Faks : 0548 – 41370
Bergerak di bidang penyediaan
lahan industri dengan luas
230 ha dan berbagai fasilitas
pendukung, termasuk sarana
pengolahan limbah serta gedung
perkantoran. Berlokasi di
Kawasan industri Bontang,
perusahaan ini dimiliki oleh PT
Pupuk Kalimantan Timur (99,998%)
dan YKHT Pupuk Kaltim
(0,002%). PT Kaltim Industrial
Estate (KIE) memiliki anak
perusahaan yaitu:
Laporan keuangan konsolidasi KIE
per tanggal 31 Desember
2013 (belum diaudit) menunjukkan
posisi total aset sebesar
Rp 1.130 miliar dan laba
komprehensif setelah pajak sebesar
Rp 146,97 miliar. Pada tahun
2012, KIE memperoleh laba
komprehensif setelah pajak
sebesar Rp 108,36 miliar dengan
total aset sebesar Rp 1.035
miliar (Diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Hertanto, Sidik & Rekan).
3. PT.
KALIMANTAN AGRO NUSANTARA
Thomas Square Blok C – 5
Jl. Yos Sudarso II No. 17
Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur
Telp : 0549 – 2027833/2027866
Faks : 0549 – 2027774
PT Kalimantan Agro Nusantara
(Kalianusa) bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit. Saat ini
Kalianusa sudah memulai
usahanya pada lahan seluas 7.100
hektar di Kabupaten Kutai
Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Kalianusa merupakan
perusahaan patungan antara PT
Perkebunan Nusantara XIII
(51%) dan PT Pupuk Kalimantan
Timur (49%) yang didirikan
pada tanggal 14 September 2009.
Total aset per 31 Desember
2013 (belum diaudit) adalah Rp
244,5 miliar. Sedangkan total
aset per 31 Desember 2013 sebesar
Rp 172,96 miliar (Diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Hertanto, Sidik &
Rekan).
4. PT. KALTIM SAHID BARITOSODAKIMIA
Wisma Barito Pacific
Wisma Barito Pacific
Jl. Letjen S. Parman kav 62 – 63
Tower B Lt. 10
Jakarta 11410
Telp: 021 – 5306711
Faks: 021 – 5308939
Apartment City Lofts
Lt. 18. 16
Jl. KH. Mas Mansyur No. 121
Jakarta 10220
PT Kaltim Sahid Baritosodakimia
(KSB) didirikan pada tanggal 8
Mei 1991 dan bergerak di bidang
produksi dan penjualan soda
ash. Kapasitas produksi soda ash
yang direncanakan adalah
150.000 ton per tahun dengan
nilai investasi sebesar USD 80
juta. KSB merupakan perusahaan
patungan antara PT Pupuk
Kalimantan Timur (20%), PT
Tunggal Setia Pratama (30%) dan
PT Huma Cakrawala (50%). Lokasi
KSB berada di Kawasan
Industri Pupuk Kaltim, sampai
saat ini KSB belum memulai
usahanya. Sesuai laporan keuangan
per 30 November 2012,
total aset perusahaan sebesar Rp 191 miliar.
5. PT
Pukati Pelangi Tani Mukti
Graha Kebon Agung
Jl. Raya Margorejo Indah kav. A
131-132, Surabaya
Telp : 031 – 8481281
Fax : 031 – 848279
Didirikan di Surabaya pada
tanggal 23 April 2004, PT Pukati
Pelangi Tani Mukti (PPTM)
bergerak di bidang produksi dan
pemasaran pupuk NPK dengan
kapasitas produksi 50.000 ton
per tahun. PPTM merupakan
perusahaan patungan antara PT
Pupuk Kalimantan Timur (19%),
Yayasan Rumah Sakit Pupuk
Kaltim (11%) dan PT Tani
Indonesia Makmur (70%). Total aset
per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 2,3 miliar.
Sumber
:
Comments
Post a Comment