Gabungan Perusahaan


JOINT VENTURE

1. ASUS dengan Gigabyte

Taipei, Taiwan, 8 Agustus 2006 – Meningkatnya persaingan bisnis di bidang perangkat keras (hardware) untuk produk-produk komputer, mendorong beberapa perusahaan untuk melakukan kerja sama guna mempertahankan posisinya di antara para pesaingnya. Hal ini juga dilakukan oleh dua perusahaan besar asal Taiwan, yaitu Gigabyte dan ASUS, yang selama ini berkompetisi ketat di kategori produk motherboard, graphics card, dan beberapa komponen lain.
Kedua perusahaan tersebut pada hari Selasa tanggal 8 Agustus 2006 melakukan kerja sama untuk membuat strategi baru dalam pembuatan dan pemasaran produk motherboard dan graphics card.. Namun, kerja sama ini tidak akan langsung diterapkan pada tahun yang sama (2006), melainkan mulai dilaksanakan pada 1 Januari 2007. Produk-produk hasil kerja sama ini akan menyandang nama Gigabyte.



2. Sharp dengan Sony

Jepang, 26 Februari 2008 – SHARP Corporation (SHARP) dan SONY Corporation (SONY) mengumumkan hari itu bahwa mereka telah menandatangani memorandum yang tidak mengikat untuk joint venture dalam memproduksi dan menjual panel dan modul LCD berukuran besar dari pabrik panel LCD SHARP yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan di kota Sakai, Osaka Prefecture yang akan menggunakan substrasi kaca induk generasi ke-10. Beberapa informasi yang menyangkut joint venture tersebut ada di bawah, dan kedua perusahaan akan berunding dengan niat baik untuk memasuki joint venture yang mengikat secara hukum pada 30 September 2008.
Melalui kolaborasi ini kedua pihak memiliki tujuan untuk lebih memperkuat teknologi canggih display LCD milik SHARP dan kekompetitifan SONY di pasar TV.


3. PT. Samsonite dengan PT. Mitra Adhiperkasa,Tbk (MAP)
INILAH.COM, Jakarta - Grup Samsonite, merek kenamaan yang menyediakan berbagai pilihan tas dan koper dengan kualitas tinggi, hari ini mengumumkan telah ditandatanganinya perjanjian Joint Venture dengan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP).

MAP merupakan sebuah perusahaan ritel kenamaan dan juga distributor yang membawahi banyak merek internasional yang sudah terkenal di dunia.
Ramesh Tainwala, President Samsonite Asia yang berkesempatan hadir langsung dalam acara penandatanganan kali ini mengungkapkan kegembiraannya. “Kami sangat gembira dengan kerjasama ini, mengingat PT. Mitra Adiperkasa merupakan salah satu perusahaan ritel dengan pertumbuhan pesat di Indonesia. Joint venture ini merupakan sebuah langkah penting bagi kami," ujarnya.


4. Indofood dengan Nestle

MEMANTAPKAN penetrasi pasar di industri consumer goods, dua perusahaan papan atas yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) dan Nestle S.A (Nestle), Switzerland, membentuk perusahaan patungan (joint venture). Perusahaan joint venture itu adalah PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. 

Perusahaan joint venture itu akan fokus di bisnis kuliner (bumbu penyedap makanan). Menurut CEO PT Indofood Anthoni Salim, pendirian usaha patungan baru ini, akan menciptakan peluang memperbesar pangsa pasar. Sebab, dua perusahaan besar ini akan saling memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki.


5. PT. Bakrie & Brothers,Tbk dengan Northstar
JAKARTA - 

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menegaskan saat ini tengah memfinalisasikan perjanjian strategis untuk membentuk perusahaan joint venture.
Perjanjian tersebut menyepakati perseroan dan Northstar Pacific Limited, guna membentuk perusahaan joint venture dengan komposisi kepemilikan 70:30, yang mana perusahaan tersebut akan memiliki 21,4 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).



AKUISISI

1.    Verizon Resmi Miliki Bisnis Utama Yahoo!


Verizon Communications Inc, perusahaan telekomunikasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat merilis sebuah siaran pers yang isinya menyatakan bahwa pihaknya sudah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi bisnis internet utama Yahoo! senilai US$ 4,83 miliar atau setara dengan Rp 62,8 triliun.
Akuisisi ini menurut Verizon akan memperkuat bisnis AOL yang sebelumnya sudah mereka caplok pada tahun lalu dengan nilai yang juga fantastis. Jika digabungkan, maka Verizon akan menjelma menjadi salah satu perusahaan dengan portofolio terbesar dengan lebih dari 25 brand dan akan terus tumbuh seiring dengan ekspansi serta investasi.
Sebagai gambaran, Verizon punya Huffington Post milik AOL dan setelah proses akuisisi selesai, mereka dapat mengawinkannya dengan Yahoo Finance. Keduanya bakal menjelma menjadi satu entitas yang menakutkan. Google dan Facebook patut waspada.
Yahoo! merupakan salah satu perusahaan pelopor yang berjasa memperkenalkan internet kepada dunia. Sejumlah produk mereka tawarkan, selain tentu mesin pencari yang tak kalah akurat dari Google, Yahoo! juga menawarkan sejumlah produk sambilan seperti berita, cuaca, card game, mailing list, chat dan email.
Aset kunci Yahoo! dinilai terletak pada beberapa kategori, yaitu berita, keuangan, olahraga dan layanan email yang sampai hari ini tercatat masih mempunyai 225 juta pengguna setia yang aktif setiap bulannya. Sebagian besar aset tersebut didapatkan oleh Verizon dengan mahar kurang dari $5 miliar.
Akusisi ini membuat Yahoo memisahkan aset utamanya dari perusahaan jaringan internet raksasa Tiongkok, Alibaba. Verizon nantinya hanya menguasai produk-produk internet, bisnis media termasuk kantor pusat di Sunnyvale seluas 1 juta hektare dengan 4.000 karyawan.
Yahoo! sendiri bak raksasa terluka yang berjalan terseok-seok, tergerus oleh persaingan dengan Google dan meroketnya pertumbuhan Facebook. Situasi pelik yang kemudian menyebabkan hilangnya kepercayaan sejumlah investor yang dipelopori oleh Starboard Value LP terhadap kepemimpinan Marissa Mayer. Mayer ditunjuk sebagai CEO sejak tahun 2012 lalu dan dianggap gagal melakukan perubahan signifikan. Walhasil, perusahaan sepakat untuk mengambil strategi alternatif, salah satunya adalah melego aset.
Mayer sendiri mengatakan keinginannya untuk bertahan di Yahoo setelah kesepakatan ini selesai. Namun Marni Walden, EVP dan President of the Product Innovation and New Businesses di Verizon, mengatakan bahwa pihaknya belum membuat keputusan terkait hal itu.



2.     Softbank sepakat akuisisi ARM Holdings


 TOKYO. Raksasa perusahaan telekomunikasi Jepang, SoftBank Group Corp dikabarkan sepakat membeli saham produsen keping elektronik (chip) asal Inggris, ARM Holdings. Sumber yang mengetahui rencana transaksi tersebut mengatakan kepada Reuters, Senin (18/7), nilai akuisisi ARM diperkirakan mencapai US$ 32 miliar.

Sumber lain yang dikutip Bloomberg membisikkan, kesepakatan pembelian itu merupakan hasil dari pendekatan SoftBank terhadap ARM Holding yang berlangsung tanpa proses lelang.
Transaksi pembelian saham ARM Holding ini digadang-gadang bakal jadi salah satu yang terbesar dalam sejarah perusahaan teknologi Eropa. Transaksi tersebut juga akan menjadi akuisisi terbesar yang pernah dilakukan SoftBank di bawah Chairman Masayoshi Son. Pembelian tersebut bakal mengalahkan akuisisi perusahaan operator nirkabel, Sprint Corp pada 2013 silam senilai $22 miliar.
Meski demikian, pihak SoftBank maupun ARM belum bersedia berkomentar terkait transaksi tersebut.

Pembelian ini tidak hanya akan memberikan kepada SoftBank kontrol terhadap salah satu perusahaan chip terbesar, tetapi juga sebagian pendapatan dari hasil penjualan ponsel pintar alias smartphone dan perangkat gawai lainnya. Pasalnya, ARM Holding dipastikan mendapat royalti dari setiap penjualan produk Apple Inc, Samsung Electronics, sampai Qualcomm Inc, lantaran perusahaan-perusahaan tersebut kerap mengadopsi desain chip ARM karena dinilai hemat energi dan efisien.
Sebagai informasi, ARM merupakan salah satu perusahaan teknologi dengan nilai pasar tertinggi di London. 

Perusahaan ini menghasilkan prosesor dan teknologi grafis yang digunakan oleh Samsung, Huawei, dan Apple. Sebelumnya, Masayoshi Son mengatakan, pembelian perusahaan tersebut merupakan bagian dari usahanya untuk menjadikan SoftBank sebagai yang terkuat di bidang teknologi, sekaligus ingin terus mengembangkan Sprint.
Sementara, mengutip laporan Financial Times, Senin (18/7), SoftBank akan membayar £ 17 untuk setiap lembar saham ARM. Jumat lalu, harga saham tersebut ditutup di level £ 11,89 per saham.



3.     Sengitnya Persaingan Pasca "Perkawinan" Didi dan Uber


industri start-up dunia dibuat heboh. Sumber dari kegaduhan itu tak lain adalah berita tentang menyerahnya Uber Technologies Inc. pada Didi Chuxing, start-up asal Cina yang juga bergerak di layanan pemanggil kendaraan (ride-hailing), di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Pada 1 Agustus, Uber memutuskan untuk menjual bisnisnya kepada Didi, setelah gagal menghasilkan laba semenjak masuk ke Cina pada tahun 2014 lalu.

Didi tidak hanya mengakuisisi Uber Cina, tetapi juga mengambil saham minoritas pada perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut. Sebaliknya, Uber juga akan memperoleh sekitar 17,7 persen saham Didi, membuatnya memiliki 5,9 persen hak voting pada perusahaan asal Cina tersebut.

Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Cheng Wei, founder dan Chief Executive Didi Chuxing, akan bergabung dalam dewan komisaris Uber. Chief Executive Uber Travis Kalanick, sebaliknya, juga akan bergabung dalam dewan komisaris Didi.

Cheng mengatakan bahwa baik Didi maupun Uber telah "belajar banyak dari satu sama lain selama dua tahun terakhir di tengah berkembangnya ekonomi baru Cina," demikian seperti dikutip dari BBC.

Kedua raksasa start-up tersebut dalam beberapa tahun terakhir memang bersaing ketat memperebutkan pasar Cina yang menyimpan potensi luar biasa. Namun, Uber kesulitan untuk beradaptasi dengan keunikan pasar Cina. Uber akhirnya keteteran untuk menyaingi Didi yang menguasai sekitar 87 persen pangsa pasar di negara itu.

Sebagai catatan, Uber saat ini merupakan start-up dengan nilai valuasi tertinggi di dunia, yakni $62,5 miliar (Rp819,8 triliun). Sementara Didi Chuxing ada pada posisi ketiga, meskipun masih jauh di bawah Uber dengan nilai valuasi $28 miliar, atau lebih tepatnya $35 milliar pasca akuisisi Uber Cina.


Meskipun demikian, Didi Chuxing juga menanamkan investasi pada beberapa perusahaan aplikasi ride-hailing lainnya yang juga merupakan kompetitor Uber, yakni Ola, Grab dan Lyft. Ola merupakan perusahaan ride-hailing terbesar di India. Lyft merupakan kompetitor utama Uber di Amerika, sementara Grab masih fokus pada pasar Asia Tenggara.
Untuk diketahui, saat ini terdapat tiga pemain besar dalam industri tersebut di kawasan Asia Tenggara, yakni Grab, Go-Jek, dan tentu saja Uber. Grab dan Uber telah beroperasi di enam negara di kawasan tersebut (Grab di 30 kota, sementara Uber 15 kota). Go-Jek, di sisi lain, masih fokus pada pasar Indonesia. Namun, hal itu mungkin dapat berubah di masa depan. 

PT Go-Jek Indonesia baru saja mengumumkan bahwa mereka mendapat suntikan dana segar sebesar $550 juta, menjadikan nilai valuasi perusahaan tersebut menjadi $1,2 miliar.

Dana tersebut akan digunakan oleh Go-Jek untuk mengembangkan operasional yang dimilikinya, sekaligus "mengisyaratkan" bahwa mereka memiliki rencana untuk berekspansi ke Asia Tenggara.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Grab berencana untuk memperoleh modal segar dari para investornya, termasuk Didi dan SoftBank Group Corp., sebesar $1 miliar. Bagian pertama dari suntikan dana tersebut, sebesar $600 juta, diperkirakan akan selesai diproses pada minggu ini.



4.      Coca-Cola Akuisisi AdeS dari Unilever

Perusahaan minuman Coca-Cola hari Rabu (1/6) setuju membeli AdeS, bisnis minuman berbasis kedelai dari Unilever, sekitar 575 juta dolar.
Coca-Cola Co dan Coca-Cola FEMSA SAB setuju membeli AdeS, bisnis minuman berbasis kedelai dari Unilever, sekitar 575 juta dolar, memperluas penjualan minuman non-soda dan meningkatkan bisnis minuman perusahaan raksasa tersebut di Amerika Latin.
Dalam pernyataan hari Rabu (1/6), perusahaan yang berpusat di Atlanta dan Meksiko itu mengatakan, setelah pengambilalihan tuntas, AdeS akan menjadi bagian bisnis minuman non-soda yang diproduksi bersama oleh Coca-Cola FEMSA dan Coca-Cola dalam wilayah waralabanya.
Akuisisi itu memberi Coca-Cola dan perusahaan pembotolannya yang terbesar di Amerika latin, bisnis dengan penjualan sekitar 284 juta dolar tahun lalu. AdeS, penjual minuman campuran jus buah dan kedelai, terdapat di Brazil, Meksiko, Argentina, Uruguay, Paraguay, Bolivia, Chile dan Kolombia.
Bagi Unilever, penjualan itu langkah terbaru untuk melepas aset-aset dalam bisnis makanannya yang kesulitan, di mana pertumbuhan melambat dalam beberapa tahun ini akibat kurang inovasi dan turunnya permintaan, sehingga perusahaan terpaksa menjual merek-merek seperti Slim-Fast dan Ragu.
Sekitar dua-pertiga pendapatan perusahaan makanan itu berasal dari pasar yang sudah jenuh seperti di Amerika.
Saham Coca-Cola sedikit naik menjadi 44 dolar 61 sen pada perdagangan pagi di New York. Sampai Selasa lalu, kenaikan saham itu 3,8 persen tahun ini.



5.     GO-JEK AKUISISI PROMOGO

Go-Jek Akuisisi Perusahaan Jasa Pemasangan Iklan, Promogo. Presiden berharap agar pembangunan pendidikan di Indonesia dapat relevan dengan perubahan dunia terutama pada bidang teknologi digital. Pendiri GO-JEK Indonesia Nadiem Makarim dalam rapat terbatas tentang Pendidikan Vokasi dan Implementasinya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat,

Go-Jek, sebuah platform on-demand di Indonesia secara resmi mengumumkan akuisisinya terhadap Promogo, perusahaan penyedia layanan pemasangan iklan. Chief Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita mengungkapkan, akuisisi tersebut dilakukan untuk memaksimalkan layanan Go-Car dan Go-Ride yang dimiliki Go-Jek sebagai sarana promo. Melalui dukungan penuh Go-Jek untuk biaya produksi materi iklan di dalam kendaraan, mitra pengemudi akan menerima tambahan pendapatan bersih dari setiap penempatan iklan, tanpa harus menambah waktu kerja mereka ataupun menunggu order dari pelanggan hingga Rp 2 juta per bulan

Dikabarkan Dapat Dana Baru Sebesar Rp 29 Triliun, Ini Kata Go-Jek Terakhir, bagi pelaku usaha bisa memasarkan produk unggulannya lebih mudah. CEO sekaligus Founder Promogo Andrew Tanyono mengatakan, pelanggan bisa menikmati berbagai hiburan on-the-go seperti film, musik, pengisi daya ponsel, Wi-Fi serta berita. Selain itu, pelaku usaha juga bisa menyediakan sampel gratis dari brand yang diiklankan di aset Promogo yang dapat dinikmati pengguna

10 Hari Beroperasi, Go-Jek Kuasai 15 Persen Pasar Vietnam Head of Fleet Monetization Go-Jek Kapil Baldev Mathrani menambahkan, akuisisi ini bagian dari rencana perusahaan untuk terus tumbuh dalam pasar yang makin utamanya dengan perkembangan teknologi yang makin kompetitif. Dia pun menilai, keberadaan Promogo akan memberikan nilai tambah bagi Go-Jek.



 TRADE ASSOCIATION


1.      Who is GTMC Travel?

The Group, GTMC adalah Spesialis Grosir Tur Luar Angkasa Darat terkemuka dan spesialis manajemen perjalanan darat Intra-Asia dengan kantor pusat di Singapura. Membangun kesuksesan model bisnis kami saat ini selama lebih dari 16 tahun di industri ini, kami telah memperluas produk dan layanan kami untuk mencakup seluruh dunia dengan sistem reservasi online internasional, GTMC.Travel. Dengan volume penjualan rata-rata lebih dari 60.000 penumpang per tahun di seluruh dunia, kami bangga memberikan layanan terbaik dengan tarif paling terjangkau.

• GTMC Group adalah organisasi yang berorientasi layanan dengan lebih dari 250 staf yang terlatih dan berpengalaman melayani semua kebutuhan dan permintaan perjalanan.
• GTMC menjual produk perjalanan tetap dan / atau disesuaikan ke agen perjalanan yang kemudian dikemas ulang dan dijual ke agen perjalanan dan mereka pada gilirannya mempromosikannya kepada penumpang mereka.
• Pemasok perjalanan perusahaan termasuk maskapai penerbangan, hotel, penyedia transportasi.
• 7 kantor operasional GTMC menawarkan produk perjalanan keluar dan juga 4 Kantor Operasional Inbound di Singapura, Thailand, Vietnam dan Malaysia.

Our Present Inbound Travel Station
Thailand        
Singapore       
Malaysia        
Vietnam       
Indonesia     
Philippines        
Laos

2.    PT KALTIM INDUSTRIAL ESTATE

Wisma KIE Lt. 2
Jl. Paku Aji Kavling 79, Komplek Kawasan
Industri Bontang, Kalimantan Timur
Telp : 0548 – 41368
ext. 101 (5 lines) ext. 5800
Faks : 0548 – 41370
Bergerak di bidang penyediaan lahan industri dengan luas
230 ha dan berbagai fasilitas pendukung, termasuk sarana
pengolahan limbah serta gedung perkantoran. Berlokasi di
Kawasan industri Bontang, perusahaan ini dimiliki oleh PT
Pupuk Kalimantan Timur (99,998%) dan YKHT Pupuk Kaltim
(0,002%). PT Kaltim Industrial Estate (KIE) memiliki anak
perusahaan yaitu:

 Laporan keuangan konsolidasi KIE per tanggal 31 Desember
2013 (belum diaudit) menunjukkan posisi total aset sebesar
Rp 1.130 miliar dan laba komprehensif setelah pajak sebesar
Rp 146,97 miliar. Pada tahun 2012, KIE memperoleh laba
komprehensif setelah pajak sebesar Rp 108,36 miliar dengan
total aset sebesar Rp 1.035 miliar (Diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Hertanto, Sidik & Rekan).

3.     PT. KALIMANTAN AGRO NUSANTARA
    Thomas Square Blok C – 5
    Jl. Yos Sudarso II No. 17
    Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur
    Telp : 0549 – 2027833/2027866
    Faks : 0549 – 2027774

PT Kalimantan Agro Nusantara (Kalianusa) bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit. Saat ini Kalianusa sudah memulai
usahanya pada lahan seluas 7.100 hektar di Kabupaten Kutai
Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kalianusa merupakan
perusahaan patungan antara PT Perkebunan Nusantara XIII
(51%) dan PT Pupuk Kalimantan Timur (49%) yang didirikan
pada tanggal 14 September 2009. Total aset per 31 Desember
2013 (belum diaudit) adalah Rp 244,5 miliar. Sedangkan total
aset per 31 Desember 2013 sebesar Rp 172,96 miliar (Diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Hertanto, Sidik & Rekan).


4.     PT. KALTIM SAHID BARITOSODAKIMIA    
          Wisma Barito Pacific
    Jl. Letjen S. Parman kav 62 – 63
    Tower B Lt. 10
    Jakarta 11410
    Telp: 021 – 5306711
    Faks: 021 – 5308939

    Apartment City Lofts
    Lt. 18. 16
    Jl. KH. Mas Mansyur No. 121
    Jakarta 10220

PT Kaltim Sahid Baritosodakimia (KSB) didirikan pada tanggal 8
Mei 1991 dan bergerak di bidang produksi dan penjualan soda
ash. Kapasitas produksi soda ash yang direncanakan adalah
150.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar USD 80
juta. KSB merupakan perusahaan patungan antara PT Pupuk
Kalimantan Timur (20%), PT Tunggal Setia Pratama (30%) dan
PT Huma Cakrawala (50%). Lokasi KSB berada di Kawasan
Industri Pupuk Kaltim, sampai saat ini KSB belum memulai
usahanya. Sesuai laporan keuangan per 30 November 2012,
total aset perusahaan sebesar Rp 191 miliar.


5.      PT Pukati Pelangi Tani Mukti
    Graha Kebon Agung
    Jl. Raya Margorejo Indah kav. A 131-132, Surabaya
    Telp : 031 – 8481281
    Fax : 031 – 848279

Didirikan di Surabaya pada tanggal 23 April 2004, PT Pukati
Pelangi Tani Mukti (PPTM) bergerak di bidang produksi dan
pemasaran pupuk NPK dengan kapasitas produksi 50.000 ton
per tahun. PPTM merupakan perusahaan patungan antara PT
Pupuk Kalimantan Timur (19%), Yayasan Rumah Sakit Pupuk
Kaltim (11%) dan PT Tani Indonesia Makmur (70%). Total aset
per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 2,3 miliar.


Sumber :





Comments

Popular posts from this blog

Analisis 4P Produk Luwak White Coffee original kemasan sachet 20g